Sejumlah korban, seperti, kesedihan seorang pekerja harian, mengaku bingung memulai hidup kembali.
“Semua habis terbakar. Rumah satu-satunya harta saya hilang, dan penghasilan saya tidak tetap. Kami belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah,” ujarnya dengan nada putus asa.
Banyak korban yang sebelumnya memiliki usaha rumahan—mengalami kerugian total. Seorang, pemilik usaha rumahan yang ikut terbakar, menuturkan: “Modal saya habis, stok barang semua terbakar. Tanpa bantuan, sulit rasanya membuka usaha lagi. Sampai sekarang, belum ada pihak dinas sosial yang datang menanyakan kondisi kami.”
Warga mengaku hanya mengandalkan bantuan sementara dari tetangga dan keluarga. Beberapa berhasil mengungsi di rumah kerabat, tetapi banyak yang tidur seadanya di sekitar lokasi kebakaran sementara yang dibuat warga secara swadaya.
Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Medan, Wandro Malau, menegaskan bahwa pihaknya hanya bertugas memadamkan api. “Upaya pemulihan sosial ekonomi berada di ranah dinas terkait dan kelurahan. Kami sudah selesaikan pemadaman, sisanya tergantung bantuan dari pihak terkait,” jelasnya.
Lurah Karang Berombak, Darwin Siregar, mengakui belum ada bantuan resmi dari berbagai pihak. “Kami masih mengandalkan koordinasi internal kelurahan untuk menyiapkan bantuan dasar korban. Bantuan dari pihak intansi lain hingga saat ini belum tahu karena belum ada koordinasi,” ujarnya.
Para korban berharap pemerintah kota segera menyalurkan bantuan untuk pemulihan rumah dan usaha mereka. Banyak dari mereka menekankan, kehilangan tempat tinggal hanya sebagian dari masalah, sementara hilangnya mata pencaharian membuat kondisi sosial ekonomi mereka semakin berat.
Warga juga menyerukan adanya langkah cepat untuk menata ulang kawasan padat ini agar risiko kebakaran serupa bisa dikurangi di masa depan. [aut/edt]
0 Komentar